Elected as Global Peace Ambassador


[EDISI CURHAT]

Langsung aja ya, check this out!

Tanggal 26 November kemarin pas banget baru bangun tidur, aku lihat handphone tergeletak gitu aja di kasur dengan keadaan data yang masih nyala. Mencoba mengingat, ternyata semalem aku ketiduran. Cukup sering sih kayak gitu, tapi biasanya aku matiin data dan simpen handphone di meja terlebih dahulu kalau mau tidur. Lihat handphone dengan kondisi kayak gitu, otomatis dalam keadaan masih ngantuk pun aku check dulu. Waktu dicheck, ada notifikasi email masuk dari Global Peace Chain. Dalam hati nanya dong sama diri sendiri, "Ini apa ya?" By the way, aku tipe orang yang excited banget kalau dapet email hehe.

Tanpa pikir panjang, aku langsung buka email itu. Setelah dibuka, ternyata aku terpilih jadi salah satu Global Peace Ambassador perwakilan Indonesia!!! Saat itu rasanya campur-campuran banget, gak ngerti lagi. Seketika ngantuk langsung hilang karena aku baca email itu sambil melotot. Niat mau mandi pun terulur beberapa menit buat memahami itu semua. Drama haha...


Pertama kali yang terbesit dalam otak adalah "Kapan aku daftar ini ya?" Tapi gak lama kemudian aku sadar kalau aku pernah apply applicationnya. Waktu itu, aku tahu kalau open recruitment Global Peace Ambassador dari salah satu akun yang aku follow. Akun itu selalu share dan promosiin kegiatan-kegiatan nasional maupun internasional yang akan datang. Dan dari akun itu, aku berkali-kali apply application untuk kegiatan-kegiatan yang aku minati. Makannya gak salah sih kalau aku suka lupa kalau aku pernah daftar.

Menjadi salah satu orang yang terpilih, tentu aku ngerasa seneng banget karena bisa dibilang ini adalah salah satu pencapaian terbesar aku. Walaupun sampai sekarang aku selalu mikir "Why human like me bisa terpilih" karena dari awal apply applicationnya asal-asalan dan gak berharap buat kepilih karena ini ORGANISASI DUNIA yang pastinya gak sembarangan buat milih kandidat. For me, this is an honor because I can be equal with great people from all over the world to take social action for world peace. Tapi di sisi lain juga, aku bertanya-tanya ke diri aku sendiri "Do I deserve this?" Kalau dilihat-lihat, orang lain yang terpilih untuk menjadi bagian organisasi dunia ini sudah dewasa dan matang. Sementara aku? Menurut beberapa orang masih dianggap sebagai anak kecil dan masih diperlakukan seperti anak kecil. KNOW I'M ALREADY 18 YEARS!!! Tapi memang sih, realitanya di umur segini tuh apa yang aku dapatkan belumlah seberapa. Masih banyak yang harus aku cari dan pelajari untuk menghadapi kehidupan yang semakin lama semakin rumit.

Merembet ke yang lain gapapa ya...

Tiap aku berhasil mendapatkan sesuatu, rasa bahagia pasti ada. Bahagia karena usaha yang terbalaskan dan bahagia karena ini bisa dijadikan ajang pembuktian terutama bagi orang-orang yang meragukan.

Aku, orang yang gak pernah takut untuk memimpikan sesuatu. Dalam hidup, gak ada kata 'Halah ngimpi!' Karena semua masih bisa diwujudkan selama mimpi itu masih masuk di akal. Misalnya ingin pergi ke luar negeri, ingin beli rumah mewah, ingin bertemu idola, bahkan kalau mimpi ingin beli pulau pun itu masih masuk akal. Selama mau berusaha, berdoa, dan menyerahkan semua kepada Allah pasti apa yang diinginkan akan terwujud. Tiap kali punya mimpi, kita harus pasang di otak pemikiran 'Kalau terwujud Alhamdulillah, kalau enggak ya gapapa.' Makannya, penting banget punya banyak plan dalam hidup kalau bisa A-Z! Jadi, kalau plan A gagal, ada plan B yang bisa dijalankan. Kalau palan B gagal, ada plan C yang bisa dijalankan. Begitu pun seterusnya.

Terus mimpi yang gak masuk di akal tuh apa? Misalnya mimpi ingin bisa terbang layaknya burung, ingin bisa bernapas di air layaknya ikan, ingin jadi tidak terlihat layaknya superhero baru gak masuk akal! Karena sampai kapan pun manusia tidak akan bisa mendapatkannya. Mulai sekarang, jadilah manusia yang cerdas dengan gak mudah meremehkan orang lain. Kalau mimpinya masuk di akal, WHY NOT???

Waktu SMA aku ikut OSIS. Aku selalu bilang kalau ikut organisasi banyak manfaatnya. Contohnya, karena OSIS aku jadi siswa yang limited edition. Aku banyak mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang siswa lain gak bisa dapetin itu. Tetapi setelah lulus, salah seorang keluarga aku bilang "Buat apa ikut OSIS, toh setelah lulus kamu gak jadi apa-apa." Perlu digaris bawahi, GAK JADI APA-APA. Percayalah, itu 17x lebih menyakitkan dari orang lain yang bilang. Aku pikir keluarga adalah yang paling tahu menau, tetapi ternyata SALAH.

Sebagai manusia yang bijak, jangan dibiasain kayak gitu yaa. Jangan membiasakan diri dengan memandang remeh apapun yang orang lain lakukan. Kita hanya bisa melihat, orang lain yang merasakan betapa sulitnya mereka berusaha.

Sukses tidak akan datang bagi orang yang tidak sabaran, karena semuanya pasti perlu proses. Mie aja yang katanya instan harus direbus dulu, diangkat, ditiriskan, lalu diberi bumbu apalagi kesuksesan! Orang yang hari ini bukan apa-apa akan menjadi apa-apa pada waktunya. Dendamnya adalah dendam dalam hal yang positif. Dendam untuk mematahkan perkataan negatif kepadanya. Semakin dicaci, maka jiwanya akan semakin kuat. Kalau masih tidak percaya, jangan pernah menanyakan bagaimana cara ia bisa mendapatkannya suatu hari nanti!

Terus, apa aku benci dia? ENGGAK! Mana mungkin aku benci sama keluarga sendiri. Aku tipe orang yang pemarah, aku selalu nunjukkin kekesalan tapi hanya sebatas beberapa saat, selebihnya cukup diingat dalam memori. Aku juga bukan tipe orang yang selalu melupakan kebaikan orang lain hanya karena mereka melakukan satu kejahatan. Toh semakin benci terhadap orang lain, semakin menyiksa diri sendiri.

Terus, di luar sana ada gak orang yang meragukan dan meremehkan? BANYAK! Udah biasa kayak gitu mah. Tapi justru aku mau bilang terima kasih banyak loh sama mereka karena motivasi terbesar adalah cacian orang lain. Ibarat kuda, saat dipecut mereka berlari semakin cepat. Aku pun begitu, semakin diragukan aku semakin gencar untuk melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas diri.

I don't care how tired I am, how bored I am anymore. The most important thing is proof, proof, and proof! Karena hinaan, aku jadi melakukan banyak hal sampai aku hanya bisa tidur 4-6 jam sehari. Tapi itu juga perlu disyukuri juga yaa karena bagi sebagian orang itu masih terhitung beruntung.

Tapi tapi tapi, sometimes I feel very frustrated with this, not infrequently I also thought that I was crazy. Disaat seperti itu, kamar mandi jadi pelarian buat nangis sambil ngaca😹😹. Jujur, kamar mandi jadi tempat paling nyaman buat menyendiri. Terus kalau nangis, udahnya bisa cuci muka biar gak ketahuan wkwkwk. Yang aku rasain sih jadi lebih tenang, mungkin karena adem juga kali yaaa HAHAHA.







Oke, kayaknya edisi curhat kali ini cukup sekian. Next time, aku bakal curhat lagi pastinya. Maaf banget kalau blog aku random banget isinya, karena dari awal tujuan aku adalah post apapun yang lagi aku pikirin dan so pasti yang aku rasakan. Buat yang baca dari awal sampai akhir makasih banget💜💜. See you!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Colleges in USA With Full-Ride Scholarships

Perkembangan Bahasa Indonesia

Sering Dipandang Kesepian, Padahal Inilah 5 Manfaat Saat Sendiri