Lit-Z, Sociopreneurship Karya Anak Muda untuk Meningkatkan Minat Literasi di Indonesia
"Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi, dan kesejahteraan hidup seseorang adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi). Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi."
- Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia-
Apa yang dikatakan Lenang Manggala bukanlah hanya omong kosong belaka, melainkan hasil dari sebuah perjalanan hidup. Untuk berhasil dalam kehidupan modern, karier, dan meningkatkan kualitas hidup, memang sangat penting untuk memiliki keterampilan membaca yang baik. Literasi sendiri menjadikan manusia lebih dari sekadar bisa membaca, tetapi bagaimana ia dapat menggunakan informasi secara tertulis agar berfungsi dalam masyarakat modern.
Rasanya, semua orang dapat sepakat bahwa dapat membaca dan menulis memberi efek pada kehidupan sehari-hari dalam banyak hal. Karena literasi memang mampu berdampak pada cara berpikir, kemajuan karier, dan potensi penghasilan, serta membantu siapa pun untuk masuk ke dalam lingkungan dan lingkaran sosial.
Mampu berkomunikasi, membaca dan menulis adalah prioritas dan investasi utama yang dapat dilakukan untuk masa depan. Hingga UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization) menginisiasi Hari Melek Huruf Sedunia demi mempromosikan literasi. Sehingga suatu hari setiap anak dapat memiliki kemampuan membaca dan dapat menggunakan keterampilan tersebut untuk mendapatkan kemerdekaan dan otonomi.
Individu dengan keterampilan melek huruf yang baik jauh lebih mungkin untuk menemukan pekerjaan dengan upah yang baik dan layak, serta memiliki akses menuju peluang yang lebih luas. Di sisi lain, individu dengan keterampilan melek huruf yang lebih rendah rentan untuk tidak mendapatkan pekerjaan. Jika mereka dipekerjakan sekalipun, besar kemungkinan pekerjaan itu memiliki upah yang rendah dan memiliki jam kerja atau kondisi kerja yang tidak ideal.
Penelitian yang dilakukan oleh UNESCO Institute for Statistics menunjukkan bahwa ada sekitar 774 juta orang dewasa yang tidak dapat membaca atau menulis yang hampir 60 persennya adalah wanita. UNESCO Institute for Statistics memperkirakan bahwa sekitar 123 juta pemuda di dunia mengalami buta huruf. Berarti, hanya sebesar 87 persen perempuan dan 92 persen laki-laki yang memiliki keterampilan membaca dan menulis.
Tidak ada keraguan bahwa literasi adalah alat mendasar untuk mencapai kesuksesan dan peluang karier lebih lanjut dan menyeluruh, meningkatkan kualitas hidup individu, serta memudahkan untuk masuk ke dalam komunitas tempat mereka tinggal. Memiliki keterampilan untuk berkomunikasi, membaca, dan menulis sangat penting untuk sosial dan pertumbuhan ekonomi. Karena hal tersebut memungkinkan individu untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman mereka tentang masyarakat. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk menggunakan berkomunikasi secara efektif. Dalam masyarakat modern dan dunia yang sudah terglobalisasi, literasi jauh lebih beragam dari sekadar membaca buku dan memahami apa yang telah dibaca.
Beberapa jenis literasi di antaranya seperti literasi digital yang merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi di berbagai format dari komputer ke internet dan ponsel. Literasi media yang merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat media dalam berbagai bentuk. Serta literasi budaya yang merupakan kemampuan untuk memahami dan menghargai budaya, yang menuntut seseorang untuk memeriksa dan memahami perbedaan kepercayaan, nilai-nilai, dan tradisi orang lain.
Memiliki populasi dengan keterampilan baca tulis yang tinggi juga membantu sebuah negara secara keseluruhan dan meningkatkan kemampuan suatu negara untuk mengatasi berbagai tantangan sosial yang dihadapinya. Negara-negara dengan keterampilan melek huruf yang kuat, umumnya memiliki standar lebih tinggi. Karena populasi dan masyarakat dengan tingkat melek huruf yang tinggi berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk menangani tata kelola dalam masyarakat yang sangat beragam.
Dalam meningkatkan literasi diperlukan campur tangan berbagai pihak, salah satunya golongan pemuda yang populasinya sangat besar dengan diimplementasikannya ide-ide segar yang dimiliki. Seperti yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, yaitu dengan membangun sebuah start up yang diberi nama Lit-Z (Litera-Z).
Beberapa bulan setelah didirikan, Lit-Z telah sampai pada tahap peresmian nama perusahaan, yaitu PT. Anugerah Pelantang Indonesia. Dengan begitu, Lit-Z telah sah menjadi salah satu bentuk Sociopreneurship yang merupakan suatu bentuk usaha yang bukan hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga peduli akan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
Secara lebih jelas, Lit-Z merupakan sebuah start up yang bergerak di ranah literasi dan media massa. Lit-Z hadir untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di tengah masyarakat, seperti rendahnya minat baca di Indonesia, maraknya berita bohong di media sosial, dan belum adanya wadah untuk menampung karya tulis berupa kajian. Selain itu, Lit-Z pun memiliki beberapa tujuan yang di antaranya yaitu agar masyarakat tertarik terhadap literasi melalui pembahasan dari berbagai sumber pengetahuan, memperkenalkan kajian sebagai wujud baru dalam mendapatkan informasi, dan mampu menjadi referensi bagi akademisi.
Sumber:
https://pendidikan.co.id/literasi/
https://www.goodreads.com/author/quotes/17044950.Lenang_Manggala_Founder_Gerakan_Menulis_Buku_Indonesia
https://www.google.com/amp/s/ekbis.sindonews.com/beritaamp/1444945/33/tingkat-baca-indonesia-masih-rendah-sri-mulyani-gencarkan-literasi
Komentar
Posting Komentar